![]() |
Aku dan sahabat terbaikku |
Pertama kali bertemu denganmu adalah di suatu pagi yang riuh dengan berseragam putih abu-abu pertama kali. Aku dan kamu saling tak mengenal, layaknya orang asing yang lalu lalang. Saat itu aku bahkan tak ingin mengenal kamu siapa atau bahkan untuk sekedar tahu namamu saja aku malas. Di antara sekian banyak siswa/i entah apa yang menyatukan kita dalam kelas yang sama. Hari itu aku ingat sesosok lelaki berwibawa memerintahkan kita untuk melukiskan impian di kanvas masa depan. Rencana kecil dengan impian besar. Di atas karton kita mulai melukiskan impian kita masing-masing. Ah... Aku mulai memperhatikanmu karena ternyata kamu punya jiwa seni yang hebat. Aku suka akan setiap garis tinta yang kau goreskan di atas karton itu. Untukku itu gambar yang hebat.Teman memberimu senyuman, tapi sahabat memberikan kebahagiaan.
Teman suatu saat akan menceritakan yang tidak benar tentang dirimu, tapi sahabat akan menjaga dengan baik rahasia-rahasiamu.
Seribu teman datang di saat kamu tertawa bahagia, tapi seorang sahabat akan datang saat kamu berderai air mata.
Kita menjalani masa putih abu-abu itu dengan biasa. Kamu sebagai kamu dan aku sebagai aku. Sekedar tahu, namun tak saling mengenal lebih dalam. Aku tahu kamu hanya dari cerita seorang teman. Kala itu ia begitu mengagumimu. Ia bercerita bagaimana kalian saling berbalas pesan singkat dan mengekspresikannya dengan begitu rupa, untuk menggambarkan kebahagiaan hatinya karena bisa dekat denganmu orang yang ia kagumi. Betapa lucunya kalian berdua hari itu, ingin saling bertemu di tempat yang sama-sama baru untuk kalian. Wong deso sebutan yang pas kali itu untuk kalian.
Berlalu dengan cepat, kita pun mulai akrab. Meriuhkan sebuah kelas yang berisi 24 siswa. Di tengah keakrabanku denganmu, aku dengar seorang teman -yang kini menjadi sahabat baikku- ada yang naksir kamu. Rasanya aku harus segera menjaga perasaannya. Aku memutuskan untuk menjaga jarak denganmu.
Siapa sangka aku dan kamu 3 tahun berada di kelas yang sama. Ah tapi aku tak pernah menyesal sedikitpun sekelas denganmu. Aku ingat kita semakin dekat saat kelas 11, tepatnya saat mantanku memutuskan untuk putus sekolah. Aku dan kamu saling bertukar cerita. Saling menjadi saksi untuk peristiwa-peristiwa penting. Tempat bertukar cerita dan pendapat. Aku merasa nyaman membagi hidupku denganmu. Tampaknya aku menemukan sesosok teman pria baru yang mengerti aku.
Karena begitu dekatnya aku dan kamu, tak heran banyak teman berprasangka kita sama-sama memendam rasa satu sama lain. Itu lucu bukan? Kebanyakan orang hanya menangkap dari apa yang dilihat dan didengarnya tanpa tahu makna sebenarnya. Ah sudahlah.. Aku tahu mereka hanya iri karena tak bisa mempunyai sahabat yang baik sepertimu. Yang pasti aku tahu, aku menyayangimu sebagai sahabatku. Kuharap kau pun begitu..
Aku punya kehidupanku sendiri dengan pria yang kucintai dan kamu pun demikian dengan wanita idamanmu itu. Kita hanya saling membagi suka dan duka bersama. Memang kamu lebih mengerti aku dibandingkan dengan pria yang kucintai. Benar yang orang bilang, sahabat jauh lebih mengerti dibandingkan dengan siapapun yang terdekat, sekalipun keluarga atau kekaih. Sekarang aku mengerti kenapa karena dengan sahabat kita bisa jadi diri sendiri tanpa perlu ada yang disembunyikan. Dan kamu tahu? Aku temukan itu di dalam dirimu. Seorang sahabat priaku. Dulu aku sempat punya sahabat pria, -ah tapi sampai detik di mana aku menuliskan postingan ini pun aku masih menganggapnya seorang sahabat terbaik yang kupunya, aku masih mengasihinya- Sayang pun merubah wujudnya menjadi cinta antara pria dan wanita. Ya.. Aku dan dia sama-sama jatuh cinta. Perlu diingat, merubah kekasih jadi sahabat seperti semula tidak semudah merubah sahabat jadi seorang kekasih.
Karena hal itu, aku kehilangan sesosok sahabat pria terbaikku. Tapi siapa sangka Tuhan pertemukan aku denganmu, seorang pria yang mengertiku. Memang dia tak akan tergantikan olehmu. Tapi kamu tetap sahabat pria (baru) yang baik bagiku.
Di hari istimewamu ini, aku merasa sangat besalah karena aku tak sedikitpun ingat hari ulang tahunmu . Ah rasanya aku sahabat yang paling jahat. Sampai-sampai kau harus memberitahuku dulu untuk menyadarkanku. Malu sungguh.. -Eh tapi aku hanya pura-pura lupa kok sebenarnya, ini hanya alibi untuk mengurangi rasa bersalah dan maluku terhadapmu haha-
Yehuda Hizkia AC, aku mengagumimu begitu rupa untuk kesabaranmu menghadapi lelucon teman-teman yang menurutku sebenarnya adalah hinaan. Aku mengagumimu untuk kerendahan hatimu. Aku mengagumimu karena kamu orang yang berprinsip untuk tidak terjebak dalam pergaulan yang salah, walau sekelilingmu menawarkan banyak hal yang tidak baik. Di harimu yang istimewa ini, aku sengaja membuat postingan ini untuk sekedar menunjukan pada dunia betapa aku bersyukur punya sahabat terbaik sepertimu :)
Di hari ulang tahunmu kali ini, engkau semakin berarti, meski ucapanku ini tak begitu berarti, tapi engkau selalu membuatnya berarti dalam persahabatan kita. Tetapkanlah hari-hari hidupmu untuk lebih berarti lagi bagi keluarga, sesama dan Tuhan. Doaku menyertaimu.Salam sahabat☺
No comments:
Post a Comment